Posts

Showing posts from 2020

Perjalanan Seorang Sholahayub - Antara Berkarya, Ibadah, dan Syukur

Image
Perjalanan Seorang Sholahayub Antara Berkarya, Ibadah, dan Syukur Secuil kisah mengenai  perjalanan  Sholahayub hingga sekarang menjadi seorang penulis, filmmaker, dan visual storyteller. (Tulisan ini saya buat berdasarkan materi Kak Ayyub dalam acara ngabubuline Kartini Institute dan sudah atas izin beliau) Selamat membaca! Salah satu karya Kak Sholahayub image source Cerita yang disampaikan berawal ketika ia hendak mencari Sekolah (SMK). Alasan ia memilih SMK (tepatnya SMK multimedia) adalah karena ia gemar menggambar sejak dulu, ingin menjadi animator pixar, dan seorang yang cukup passionate . Karena hari pendaftaran hampir habis dan sekolah-sekolah negeri sudah penuh pendaftar, ka ayyub mulai mencari SMK multimedia di internet hingga ia temukan sebuah foto anak memegang kamera dan foto itu cukup bagus. Dari google image itulah ia mengunjungi website sekolah tersebut, sebuah SMK Swasta Multimedia di Jakarta, sementara ia tengah tinggal di Tangerang. Mengapa

Teman dalam Benak

Image
Tentang teman, Aku tak terlalu suka membangun sekat definisi ‘teman’ yang sejatinya tak memiliki definisi apapun bagiku. Tentang teman  Manusia mengalami dua hal dalam hidupnya, pertumbuhan dan perkembangan. Biarkan aku lebih lanjut membahas tentang perkembangan. Perkembangan yang lebih ingin aku tunjukkan adalah mengenai pola pikir dan pola sikap, khususnya dalam berteman. Ketika mendengar kata ‘teman’, apa sebenarnya yang ada dalam pikiran kita? Baik, mari kita mulai. Teman pertama kita tentu keluarga. Setelah kita masuk pada tahap sosialisasi lebih lanjut, kita mulai mengenal anak-anak seusia dengan kita di sekitar rumah dan di sekolah. Lebih naik lagi, mulai pertemanan yang saling berkelompok, hingga sekarang ketika di usia menuju dewasa.  Pengartian teman dari tahap-tahap tersebut tentu hampir selalu mengalami perubahan. Ketika kecil mungkin teman adalah mereka yang selalu bersama dengan kita dimanapun kita berada (istilahnya). Teman adalah mereka yang

Sedih tak Butuh Suara

Image
Kayu mulai lapuk, besi berkarat. Manusia tak bisa bila diminta untuk selalu tampil bahagia dan penuh kekuatan serta semangat. Ada hati yang kadang perlu ditemani. Ada rasa di dalamnya. Rasa yang diciptakan dari persepsi dalam diri, lingkungan, hingga orang-orang terdekat.  Sedih bukanlah suatu kesalahan. Karena memang ada kalanya kita bahkan harus sedih untuk penguatan diri yang lebih baik. Segalanya ditentukan apa reaksi diri dan lingkungan ketika sedih. Diri serta pikiran-pikiran di dalamnya harus membuat batasan agar kesedihan tak berlarut-larut menjadi hal yang tak diinginkan. Lingkungan? Berkenan untuk menemani saja sudah lebih dari cukup.  Temani, terima, dan dengarkan kodisi perasaannya, dia tak butuh lebih. Memaksanya untuk tetap tersenyum hanya bagaikan mendempul jerawat dengan lusinan bedak tabur, ia tak bisa. Dekap dan peluk  hingga bahagia muncul dengan alaminya. Ketika lingkungan bahkan orang-orang terdekat saja terasa tak ada yang acuh, bagaimana dia bisa kem